Penularan Hepatitis Melalui Perilaku Berisiko

Penyakit Hepatitis B (sumber: iStock)

Hepatitis yang sering disebut "peradangan sel hati" ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menyebabkan pembesaran hati. Hepatitis B termasuk menjadi salah satu jenis penyakit kronis yang berbahaya karena kurangnya gejala yang terlihat dan gejala yang ditampakkan tidak jelas. Oleh karena itu, seseorang yang sedang terinfeksi virus Hepatitis B disarankan untuk kontrol berkala ke fasilitas kesehatan agar mendapatkan terapi yang tepat dan bisa terdeteksi apabila terjadi suatu komplikasi. Virus Hepatitis memberikan beban signifikan pada seluruh lapisan masyarakat baik di tatanan lokal maupun dunia namun seringkali penyakit Hepatitis sering diabaikan padahal penyakit Hepatitis merupakan prioritas kesehatan dan pembangunan yang merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Developmental Goals (SDGs) yang harus dicapai oleh setiap negara pada tahun 2030.

Penularan hepatitis B paling banyak melalui gaya hidup/perilaku beresiko. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril dan sering berganti pasangan seksual merupakan dua perilaku berisiko tinggi yang dapat meningkatkan kemungkinan tertular Hepatitis B, keduanya bersumber dari kurangnya pemahaman dan informasi tentang Hepatitis B dan cara penularannya. Saat ini banyak kasus Hepatitis B terdiagnosa pada bayi baru lahir, yang tertular langsung dari ibunya. Penularan Hepatitis B dari secara vertikal Ibu ke anak menyumbang sebesar 90-95% dari seluruh sumber penularan lainnya. Bayi yang terinfeksi hepatitis B kemungkinan untuk menjadi kronis dan sirosis hingga 80%.

Hal ini sering menjadi persoalan kesehatan, karena penderita pada awalnya tidak pernah merasa “sakit kuning”, tidak merasakan gejala, mungkin hanya kadang merasa lemas saja. Padahal peradangan dan kerusakan hati akibat virus hepatitis B tetap berlangsung pelan dan kronis, dengan konsekuensi kerusakan hati lebih lanjut dalam beberapa tahun kedepan. Karena itulah hepatitis B ini sering disebut dengan “silent killer”. Perlu dikenali, dideteksi dan diterapi secara dini untuk mencegah kerusakan sel-sel hati lebih parah.

 

sumber: alo dokter

Upaya pencegahan infeksi hepatitis B merupakan hal terpenting karena merupakan upaya yang paling ekonomis, mengingat masih mahalnya harga obat dan pemeriksaan laboratorium untuk penatalaksanaan infeksi hepatitis B. Imunisasi adalah salah satu bentuk upaya pencegahan transmisi (penularan) hepatitis B. Pencegahan secara umum infeksi Hepatitis B dicapai dengan menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh pasien. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah : menggunakan sarung tangan bagi tenaga medis yang kontak dengan penderita, sterilisasi instrument dan alat kesehatan dengan benar, penyuluhan dan pembinaan bagi penggunan obat untuk tidak memakai jarum suntik bergantian, menghindari memakai alat yang diduga dapat menularkan hepatitis B ( sikat gigi, sisir, pisau cukur), memakai kondom bila pasangan mengidap hepatitis B, dan skrining ibu hamil yang berisiko tinggi terifeksi

Sumber :

1. Faletehan Health Journal, 10 (1) (2023) 23-31

2. Kemenkes RI 2022

20 September 2023