Penggunaan Obat Yang Aman Selama Masa Kehamilan

Foto : Hai Bunda

Kehamilan  merupakan kondisi khusus yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi obat karena tidak semua obat aman untuk ibu hamil. Kesalahan dalam konsumsi obat dapat membahayakan janin dan bayi. Di masyarakat, ibu hamil dan ibu menyusui sering mengalami kesulitan dalam memilih obat simptomatik yang tersedia di apotek dan toko obat karena kurangnya pengetahuan tentang keamanan obat untuk kondisi tersebut.

Kehamilan merupakan proses alamiah yang sangat dinanti-nanti bagi seorang wanita yang telah berumah tangga. Kehamilan yang sehat akan memberikan perkembangan terhadap janin yang sehat. Untuk tetap sehat selama masa kehamilan, seorang wanita harus mengutamakan kebutuhan gizi yang cukup, aktivitas gerak yang cukup, serta menjaga keseimbangan psikologi dan spiritual. Selama masa kehamilan, dalam aktivitas keseharian, seorang ibu hamil rentan terpapar polusi, radikal bebas, paparan senyawa atau mikroorganisme asing yang dapat mempengaruhi kualitas pada masa kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan memerlukan tata laksana terapi pengobatan yang khusus pada kehamilan. Obat merupakan kumpulan dari berbagai zat kimia yang memiliki manfaat farmakologis terhadap tubuh. Namun di balik manfaat yang tersedia, obat tetaplah senyawa kimia yang memiliki sifat racun di dalam tubuh dan dimetabolisme oleh tubuh. Dalam kondisi hamil, penggunaan obat-obatan haruslah disesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan efek yang ditimbulkan sebab zat kimia dapat berpotensi mempengaruhi kehamilan dan perkembangan janin melalui plasenta

Pedoman pemberian obat selama kehamilan harus memperhatikan bahwa keuntungan yang didapat dengan pemberian jauh melebihi resiko jangka pendek maupun jangka Panjang terhadap ibu dan janin. Perlu dilakukan pemilihan obat secara hati-hati dan pemantauan untuk mendapatkan dosis efektif terendah untuk interval yang pendek dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang berkaitan dengan fisiologi kehamilan.

Foto : Hello Sehat

Food and Drug Administration (FDA) mengklasifikasikan keamanan obat untuk ibu hamil dan menyusui menjadi lima kategori antara lain kategori A, B, C, D, dan X). Walaupun FDA telah mengembangkan labeling terbaru dalam keamanan obat untuk ibu hamil dan menyusui yang disebut Pregnancy and Lactation Labeling Rule (PLLR), namun kategori menggunakan huruf masih banyak digunakan.

Kategori A adalah obat-obat yang tidak menunjukkan efek berbahaya dalam uji klinik pada ibu hamil trimester pertama. Contoh obat seperti vitamin C asam folat, vit B6, parasetamol, zinc

Kategori B adalah obat-obat yang tidak menunjukkan efek berbahaya dalam uji pada hewan coba namun belum ada uji klinik yang dilakukan pada wanita hamil. Contoh obat seperti amoksisilin, ampisilin, azitromisin, bisakodil, cefadroksil, cefepim, cefixim, cefotaxim, ceftriaxon, cetirizin, klopidogrel, eritromisin, ibuprofen, insulinlansoprazol, loratadin, me penem, metformin, metildopa, metronidazol

Kategori C adalah obat-obat menunjukkan efek berbahaya dalam uji pada hewan coba namun belum ada uji klinik yang dilakukan pada wanita hamil. Contoh obat seperti albendazol, allopurinol, aspirin, amitriptilin, kalsitriol, kalsium laktat, kloramfe nikol, ciprofloksasin, klonidin, kotrimoksazol, codein + parasetamo dektrometorfan, digoksin, enalapril, efedrin, flukonazol

Kategori D adalah obat-obat yang jelas menunjukkan efek berbahaya namun masih dapat dipergunakan pada ibu hamil jika manfaat yang mungkin didapat adalah lebih banyak. Contoh obat seperti alprazolam, amikasin, amiodaron, carbamazepin, klordiaz epoksid, diazepam, kanamisin, fenitoin, asam valproate

Kategori X adalah obat-obat yang jelas menunjukkan efek berbahaya dan mutlak manfaatnya tidak lebih besar dari resiko yang ditimbulkan. Contoh obat seperti (amlodipin atorvastatin), atorvastatin, (kafein + ergotamin), (desogestrel + etinil es tradiol), ergometrin, estradol, miso prostol, oksitosin, simvastatin, warfarin.

 

Di tengah masyarakat, ibu hamil  seringkali mengalami kesulitan dalam memilih obat-obat simtomatis yang tersedia di apotek maupun toko obat. Maka dari itu, sangat penting untuk memberikan informasi dan tips yang mudah agar masyarakat dapat lebih selektif dan hati-hati dalam memilih beberapa obat simtomatis maupun suplemen yang aman untuk kondisi kehamilan.

 

Sumber :

Food and Drug Administration, HHS, 2014

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Departemen Kesehatam RI

18 October 2023